Tuesday, April 12, 2016

Pendidik dan Lingkungan Cemerlang untuk Melahirkan Generasi Gemilang

Paling tidak saya harus bermanfaat untuk orang lain minimal 1 kali dalam  sehari.
Inilah yang membuat saya mau menulis lagi. Meluangkan waktu sebentar untuk menulis agaknya belum jadi kebiasaan. Tapi mulai hari ini harus saya paksakan agar bisa menjadi sebuah kecerdasan. Loh apa hubungannya ?
Ya, jadi begini,saya setuju dengan pemaparan Bapak Munif Chatib yang bilang bahwa kecerdasan adalah kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang atau istilahnya adalah  habbit.
Nggak paham ya ? Ya sudahlah .
5 jam saya duduk sebagai pendengar passive ternyata ada hasilnya juga. Saya tertarik dengan ilmu yang disampaikan Pak Munif Chatib hari ini. Pertama mengenai "Pendidik Cemerlang", maksutnya adalah Gurunya Manusia. Kalau kita mau menjadi seorang pendidik yang cemerlang maka kita harus jadi gurunya manusia terlebih dahulu, Iya manusia bukan ROBOT. Ya memang Robot lebih pintar tapi sayang sekali mereka tidak punya rasa peduli. Seperti yang kita ketahui sekarang ini banyak orang-orang pintar tapi sifatnya kaya robot,tidak mempunya rasa kepeduliaan antar sesama. Kita juga harus pintar memilih sekolahnya manusia agar anak-anak kita menjadi manusia bukan robo.

Menjadi Guru Masa Depan dengan 5 bingkisan :
Mari kita buka bingkisan ini satu persatu.
1. Bingkisan pertama adalah BINTANG.
Memandang setiap anak yang dilahirkan adalah juara. Kita harus merobohkan dan tidak membuat penghalang bagi siapapun terutama pada anak-anak. Kita tahu bahwa setiap anak memiliki potensi dan kemampuan meskipun sekecil debu. Apapun itu kita harus ubah pola pikir bahwa setiap anak adalah bintang , juara dan tidak ada satupun anak yang bodoh. Yang salah adalah lingkungan yang mendidiknya, untuk itu kita harus pintar-pintar jadi ibu, teman maupun yang lainnya.
2. Kemampuan anak seluas samudra
3.Setiap anak cerdas dengan Multiple Inteligence
4.Penyelam (Discovering Abillity)
5. Bakat

No comments:

Post a Comment