Tuesday, April 26, 2016

Gojek untuk kemanusiaan "Ambulan’s jek"



       Dulu waktu di jakarta saya selalu diantar gojek kemanapun perginya. Saya berfikir ini adalah inovasi dan solusi untuk jakarta yang selalu macet. Karena keseringan, imaginasi saya tentang gojek tak bisa dielakkan. Saya punya keinginan suatu saat gojek mau dan mampu memberikan fasilitas ambulancycle untuk misi kemanusiaan. Selama ini kita tidak tahu berapa juta orang yang gagal diselamatkan nyawanya karena kedatangan ambulans yang telat, entah karena macet atau hal lain. Bayangkan ketika gojek menambah aplikasi nya “ Ambulans’jek” dengan aplikasi dan prosedur yang sama dengan gojek biasanya, saya percaya bahwa image yang buruk tentang gojek akan tumbuh menjadi baik.   
       Ambulan yang selama ini kita tahu rodanya ada 4, bayangkan ketika ada ambulan yang punya roda dua, pasti akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Motor roda dua yang didesain seperti ambulan dengan fasilitas yang sama menurut saya penting diciptakan untuk membantu menyelamatkan nyawa orang. Kenapa harus berkolaborasi dengan gojek, karena gojek mempunyai aplikasi yang sudah banyak dikenal di masyarakat dan bisa menjangkau dengan cepat orang terdekat yang membutuhkan. Ambulans’jek yang saya maksutkan disini bukan untuk menggantikan fungsi ambulan pada umumnya, tapi lebih ke penanganan sementara sebelum ambulan itu datang. Logikanya kalau mungkin ambulan bisa datang 20 menit ke tkp, pasti ambulan’s jek bisa datang 5 menit di tkp.  Semoga ide ini di dengar sama ceo nya gojek wkwkw amiinn.



Kalau kita belum bisa berbuat banyak untuk orang lain, mungkin berbagi tulisan adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan.




 




Selamat pagi




Pondok Himatul Muridin

Tuesday, April 12, 2016

Pendidik dan Lingkungan Cemerlang untuk Melahirkan Generasi Gemilang

Paling tidak saya harus bermanfaat untuk orang lain minimal 1 kali dalam  sehari.
Inilah yang membuat saya mau menulis lagi. Meluangkan waktu sebentar untuk menulis agaknya belum jadi kebiasaan. Tapi mulai hari ini harus saya paksakan agar bisa menjadi sebuah kecerdasan. Loh apa hubungannya ?
Ya, jadi begini,saya setuju dengan pemaparan Bapak Munif Chatib yang bilang bahwa kecerdasan adalah kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang atau istilahnya adalah  habbit.
Nggak paham ya ? Ya sudahlah .
5 jam saya duduk sebagai pendengar passive ternyata ada hasilnya juga. Saya tertarik dengan ilmu yang disampaikan Pak Munif Chatib hari ini. Pertama mengenai "Pendidik Cemerlang", maksutnya adalah Gurunya Manusia. Kalau kita mau menjadi seorang pendidik yang cemerlang maka kita harus jadi gurunya manusia terlebih dahulu, Iya manusia bukan ROBOT. Ya memang Robot lebih pintar tapi sayang sekali mereka tidak punya rasa peduli. Seperti yang kita ketahui sekarang ini banyak orang-orang pintar tapi sifatnya kaya robot,tidak mempunya rasa kepeduliaan antar sesama. Kita juga harus pintar memilih sekolahnya manusia agar anak-anak kita menjadi manusia bukan robo.

Menjadi Guru Masa Depan dengan 5 bingkisan :
Mari kita buka bingkisan ini satu persatu.
1. Bingkisan pertama adalah BINTANG.
Memandang setiap anak yang dilahirkan adalah juara. Kita harus merobohkan dan tidak membuat penghalang bagi siapapun terutama pada anak-anak. Kita tahu bahwa setiap anak memiliki potensi dan kemampuan meskipun sekecil debu. Apapun itu kita harus ubah pola pikir bahwa setiap anak adalah bintang , juara dan tidak ada satupun anak yang bodoh. Yang salah adalah lingkungan yang mendidiknya, untuk itu kita harus pintar-pintar jadi ibu, teman maupun yang lainnya.
2. Kemampuan anak seluas samudra
3.Setiap anak cerdas dengan Multiple Inteligence
4.Penyelam (Discovering Abillity)
5. Bakat